Belum lama ini aku ingin tahu sekali tentang hal-hal yang berhubungan dengan seseorang yang ku kenal dalam kesamaran. Aku mengikuti langkahnya dalam diam. Dalam tirai yang membatasi sisi gelap. Tirai yang sejak dahulu ku sembunyikan. Hingga, tanpa ku sadari keingintahuan itu membawa langkahku sampai di sisi jurang, angin jurang itu menyapa, ia terus menari-nari sambil berbisik, “Berhati-hatilah” dan aku menjawabnya dengan diam.
Seketika
langit menurunkan hujan.. teduhan mendungnya dengan ringan membawaku di
peraduan harapan. Sedikit congkak, aku menengadahkan wajah ke langit
menggapai semilir angin jurang yang seketika bimbang mengarah. Hujan
menerpa wajahku dan beteriak, “Apakah hujan kemarin belum cukup
membasahi wajahmu?” dan aku menjawabnya dengan diam.
Matahari
tak mau berlama bersembunyi di waktu pijarnya, ia mengembalikan awan
mendung dan menertibkan pasukan air hujan agar perlahan menyudahi
serangan kesejukkannya di wajahku. Kemudian matahari tersenyum, sambil
memberikan setengah lingkar pelangi ia berkata, “Apakah rasanya masih
seperti yang dulu?” dan aku menjawabnya dengan diam.
Sekarang,
setengah lingkar pelangi itu menghampiri, ia berkata sambil mendekap,
“biarkanlah ia dalam kesamaran, dalam tirai yang membatasi
penglihatanmu.” aku pun tersenyum.
-semoga menginspirasi, semoga bermanfaat-
Postingan ini pertama kali ditulis 2 Juli 2013, seseorang telah menginspirasi. Ku kira, setelah menulisnya aku dapat memaknai satu hal dan dapat ku jadikan referensi dalam berpikir dan bertindak, namun ternyata tidak dapat ku hentikan. Ia menggelayutikudan masih berputar meski tak lagi sama.
-semoga menginspirasi, semoga bermanfaat-
Postingan ini pertama kali ditulis 2 Juli 2013, seseorang telah menginspirasi. Ku kira, setelah menulisnya aku dapat memaknai satu hal dan dapat ku jadikan referensi dalam berpikir dan bertindak, namun ternyata tidak dapat ku hentikan. Ia menggelayutikudan masih berputar meski tak lagi sama.